Anotasiar.ID
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman
No Result
View All Result
  • Login
Anotasiar.ID
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman
No Result
View All Result
  • Login
Anotasiar.ID
Puisi

Pakaian Lusuh Milik Seorang Buruh

Anotasiar
7 Oktober 2022
Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

0
SHARES
230
VIEWS
2 min read
A A

Pakaian basah di penuhi keringat

Berdiri diatas niat, berjalan menuju ruang penuh taat
Letih melihat segalanya
Akankah ada gerbang menuju jaya?
Adakah ruang bagi mereka yang terperdaya?

Pakaian basah dibasuh piluh

Beranjak dari kediaman dengan tenaga yang segar
Sesak di tengah tekanan hidup yang sukar
Dipandang sebagai pekerja rendahan
Bekerja diatas instruksi tuan

Sedih, mata mereka sembap membekaskan panik
Berjuang di tengah terik, sebab hidup diberatkan dari para pencekik
Mata bulat pelototi ruang mesin produksi, hingar gemercik sangatlah berisik

Pakaian basah milik tenaga kerja

Memperkokoh diri dari mereka yang menindas
Di paksa kerja di tengah bisingnya mesin berpelumas
Kata mereka,
Buruh hanya punya tenaga
Sedang, kapitalis punya uang untuk berkuasa
Kaya dengan model suruh
Memperoleh untung dari kerja buruh
Gusur rumah, sawah, dan kebun sungguh sangat rusuh
Berdirinya pabrik, membuat cucu tak terasuh
Kapitalis senang mencipta pilu
Sedang buruh berlawan dianggap masuk partai arit palu

Miris melihat pakaian mereka kian basah

Pabrik ialah tempat buruh dipaksa untuk tunduk
Menyisikan buruh ke tempat buruk
Buruh terbuang dari hidup penuh syukur
Sebab para Kapitalis, merampas tanah lalu menggusur
paksa buruh tunduk, rukuk dan sujud

Ahhh biadab!
Berbangga diri sebagai tuan
Seolah, menganggap diri sebagai TUHAN
Kau hanya tuan bukan TUHAN!
Dasar kapitalis biadab!
Benar,
Nada kuasa milik mereka yang mengendalikan upah
Eksploitasi terhadap tenaga kerja
Komodifikasi para pekerja wanita

ahhh!
Dibawah bayang kapitalisme
wanita cantik dan seksi di pandang hanya untuk kebutuhan orgasme
Wanita diberi nilai palsu, bukan sebagai manusia
Setiap waktu, Buruh keras menyelesaikan kerja berharap upah yg tidak seberapa

Pakaian basah semakin basah

Bekerja sesuai arahan
Tapi, gaji tak cukup untuk membeli makan
Upah tak seirama waktu kerja
Upah tidak sesuai dengan waktu kerja
Upah tidak sesuai dengan waktu kerja
Upah tidak sesuai dengan waktu kerja

Ahhh tidak!!!
Kekayaan kapitalis sebab akibat kerja buruh
Pakaian, kendaraan, dan segalanya Adalah buah kerja buruh
Hargai, hargai, hargai!
Karenanya, kita tak telanjang dada
karenanya kita dapat berpakaian dan berkendara

Karenanya,
Hargai buruh! Dukung Buruh! Bersamalah dengan Buruh! Sebab kita adalah Calon Buruh!

 

Penulis : M. Fahrul Farhan

Editor : Iis Noor

2 min read
A A

Pakaian basah di penuhi keringat

Berdiri diatas niat, berjalan menuju ruang penuh taat
Letih melihat segalanya
Akankah ada gerbang menuju jaya?
Adakah ruang bagi mereka yang terperdaya?

Pakaian basah dibasuh piluh

Beranjak dari kediaman dengan tenaga yang segar
Sesak di tengah tekanan hidup yang sukar
Dipandang sebagai pekerja rendahan
Bekerja diatas instruksi tuan

Sedih, mata mereka sembap membekaskan panik
Berjuang di tengah terik, sebab hidup diberatkan dari para pencekik
Mata bulat pelototi ruang mesin produksi, hingar gemercik sangatlah berisik

Pakaian basah milik tenaga kerja

Memperkokoh diri dari mereka yang menindas
Di paksa kerja di tengah bisingnya mesin berpelumas
Kata mereka,
Buruh hanya punya tenaga
Sedang, kapitalis punya uang untuk berkuasa
Kaya dengan model suruh
Memperoleh untung dari kerja buruh
Gusur rumah, sawah, dan kebun sungguh sangat rusuh
Berdirinya pabrik, membuat cucu tak terasuh
Kapitalis senang mencipta pilu
Sedang buruh berlawan dianggap masuk partai arit palu

Miris melihat pakaian mereka kian basah

Pabrik ialah tempat buruh dipaksa untuk tunduk
Menyisikan buruh ke tempat buruk
Buruh terbuang dari hidup penuh syukur
Sebab para Kapitalis, merampas tanah lalu menggusur
paksa buruh tunduk, rukuk dan sujud

Ahhh biadab!
Berbangga diri sebagai tuan
Seolah, menganggap diri sebagai TUHAN
Kau hanya tuan bukan TUHAN!
Dasar kapitalis biadab!
Benar,
Nada kuasa milik mereka yang mengendalikan upah
Eksploitasi terhadap tenaga kerja
Komodifikasi para pekerja wanita

ahhh!
Dibawah bayang kapitalisme
wanita cantik dan seksi di pandang hanya untuk kebutuhan orgasme
Wanita diberi nilai palsu, bukan sebagai manusia
Setiap waktu, Buruh keras menyelesaikan kerja berharap upah yg tidak seberapa

Pakaian basah semakin basah

Bekerja sesuai arahan
Tapi, gaji tak cukup untuk membeli makan
Upah tak seirama waktu kerja
Upah tidak sesuai dengan waktu kerja
Upah tidak sesuai dengan waktu kerja
Upah tidak sesuai dengan waktu kerja

Ahhh tidak!!!
Kekayaan kapitalis sebab akibat kerja buruh
Pakaian, kendaraan, dan segalanya Adalah buah kerja buruh
Hargai, hargai, hargai!
Karenanya, kita tak telanjang dada
karenanya kita dapat berpakaian dan berkendara

Karenanya,
Hargai buruh! Dukung Buruh! Bersamalah dengan Buruh! Sebab kita adalah Calon Buruh!

 

Penulis : M. Fahrul Farhan

Editor : Iis Noor

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL TERKAIT

Dugaan Pungutan Liar Di Ilmu Ekonomi, Mahasiswa Keluhkan Harga

21 Oktober 2025

Liberalisme dan Imperialisme

17 Oktober 2025

Gerak Menuju Runtuhnya Kapitalisme

3 Oktober 2025

Cerita Lama Yang Sia-sia

2 Oktober 2025

Analisis Gender

28 September 2025

Kapitalisme Dan Lingkungan

26 September 2025
Kirim Tulisan Jadilah bagian dan terlibat untuk perubahan dengan ikut berdiskusi dan berbagi gagasan kritis, edukatif dan progresif di anotasiar...» Kirim tulisanmu
Artikel Berikutnya
Dream.co.id.logo

SURAT CINTA UNTUK RASULULLAH

Dok. Pribadi

Kapitalisme dan Pendidikan

LPM progress.com

Resensi Film : Penyalin Cahaya (Photocopier)

Unit Penerbitan dan Pers Mahasiswa

HMJ Ilmu Ekonomi UIN Alauddin Makassar

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kontak Kami
  • Kirim Tulisan

© Anotasiar. All rights reserved

  • Login
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman

© Anotasiar. All rights reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist