Kunjungan Bill Gates ke Indonesia pada 7 Mei 2025 disambut baik oleh pemerintah, terutama karena komitmen Gates Foundation dalam mendukung kesehatan dan nutrisi nasional. Namun, euforia ini justru menimbulkan pertanyaan yang lebih mendalam, apakah kolaborasi ini benar-benar mencerminkan kemandirian bangsa, atau justru memperpanjang ketergantungan pada filantropi asing?
Patut dicatat bahwa program-program seperti pengembangan vaksin dan makan bergizi gratis sejatinya adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya. Ketika tokoh asing seperti Bill Gates masuk dan bahkan langsung diberi tempat sebagai penasihat dalam lembaga strategis seperti Danantara, muncul kekhawatiran akan dominasi pengaruh luar dalam kebijakan dalam negeri, terutama di sektor yang sensitif seperti kesehatan publik.
Terlebih lagi , ketergantungan pada bantuan filantropi kerap kali membungkam kritik dan mengalihkan perhatian dari akar masalah yakni lemahnya anggaran kesehatan, ketidakefisienan birokrasi, dan kurangnya kedaulatan riset dan produksi dalam negeri. Apakah kita sedang memajukan negeri, atau hanya mempercantik permukaan dengan topeng “kerja sama global”?.
Jika keputusan strategis lebih banyak diarahkan oleh lembaga atau tokoh asing, hal itu dapat mencerminkan kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan bangsa sendiri. Bantuan dari luar memang dapat membawa manfaat, tetapi jika terlalu bergantung, bangsa ini berisiko kehilangan kendali atas kebijakan dalam negerinya.
Daripada terpesona pada figur luar, sudah saatnya negeri menumbuhkan kepercayaan pada kekuatan internal kepada para ilmuwan, tenaga medis, dan institusi riset bangsa. Kemandirian bukanlah sikap anti kerja sama, melainkan upaya untuk memastikan bahwa bangsa ini memegang kendali penuh atas masa depannya.
Apresiasi tentu patut diberikan untuk niat baik Gates Foundation. Namun, pemerintahan kita harus memastikan bahwa kerja sama ini tidak mengerdilkan kapasitas dalam negeri dan tidak mengarah pada bentuk kolonialisme gaya baru, yang datang bukan dengan senjata, tetapi dengan dana bantuan dan strategi kerja sama global, kerjasama dan investasi sangat penting dalam kerangka saling menguntungkan, tetapi tidak dengan terlihat seperti bangsa yang inferior.
Penulis: Muh. Arief R.
Editor: Hulwana Ahsyani