OLIVER TWIST
Oliver Twist adalah novel karya Charles Dickens , ditulis dan dirilis pada tahun 1830-an. Ini adalah buku pertamanya yang secara realistis menunjukkan kemiskinan di London pada saat itu, menggarisbawahi keyakinan penulisnya bahwa kemiskinan dapat menyebabkan kehidupan yang penuh kejahatan dan kesialan dan kemudian di filmkan dan disutradarai oleh Roman Polanski.
Di awal film kita di perlihatkan oleh anak di bawah umur yang bernama Oliver Twits yang hidup yatim piatu, dia digiring oleh seseorang yang telah berusia dewasa ke suatu tempat. Anak tersebut duduk di ruang tunggu menunggunya untuk di suruh masuk ke dalam suatu ruangan dengan keadaan yang cemas, dikirim untuk tinggal di rumah kerja, yang dimana dia dianiaya dan di pekerjakan secara paksa untuk membuat oakum.
Oakum merupakan serat tali tua yang dipisahkan yang akan digunakan kembali di kapal milik kerajaan. Dengan membuat oakum tersebut mereka berkeyakinan telah “melayani negaranya sendiri”. Akan tetapi dalam ruang kerja tersebut Oliver Twist bersama anak-anak yang lainnya dipekerjakan secara paksa. Ketika malam tiba mereka beristirahat di tempat yang tidak layak untuk meraka yang masih kanak-kanak. Keesokan harinya mereka diberikan makanan yang cukup untuk dibagikan, ketika disuguhi sedikit ‘bubur’, Oliver meminta agar buburnya ditambahkan tetapi dia di perlakukan dengan tidak sewajarnya , dan dihukum dengan dikirim dan dipekerjakan untuk mengurus jenazah. Tidak ada panutan yang bisa dijadikan panutan. Meskipun demikian, Oliver tetap menjaga kepolosan dan sifat baiknya di setiap alur filmnya.
Setelah Oliver tinggal bersama majikan barunya, Oliver diperlakukan tidak sepantasnya dan memutuskan untuk melarikan diri dari rumah tempat ia diperkerjakan. Detelah kabur dari rumah majikannya, Oliver berniat untuk pergi ke London. Oliver berjalan selama 7 hari untuk dapat tiba di London. Di sana, ia bertemu ‘The Artful Dodger’, seorang anak laki-laki bernama John Dawkins yang bertahan hidup dengan mencopet. Dodger mengenalkannya pada seorang lelaki tua bernama Fagin. Fagin merupakan seorang lansia yang baik tetapi mendidik banyak anak-anak agar mencuri untuknya. Oliver tidak tahu mau kemana, dia merasa nyaman untuk tinggal di sana karena ia di suguhkan makanan dan di jamu baik di tempat Fagin. Oliver menjadi bagian dari geng mereka tanpa punya pilihan lain.
Suatu hari, anak-anak lelaki itu mencoba mencuri saputangan dari seorang pria tua bernama Mr Brownlow di toko penjual buku. Disaat anak-anak tersebut melakukan aksinya ia ketahuan oleh pemilik toko yang melihatnya di balik jendela dan diteriaki.Hal ini membuat Oliver bingung dan takut, sehingga ia berusaha melarikan diri. Pria itu berasumsi Oliver melarikan diri karena dia bersalah, jadi dia menangkapnya kemudian dia membawanya ke kantor polisi tetapi dengan tidak adanya saksi dan bukti, Oliver dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan tersebut . Untungnya, pria tersebut menyadari bahwa Oliver tidak mungkin melakukan kejahatan seperti ini, dan dia menawarkan untuk merawatnya di rumahnya.
Oliver bebas dari geng Fagin untuk sementara waktu, akan tetapi karena dia melihat mereka melakukan kejahatan, mereka segera datang mencari Oliver. Kami diperkenalkan dengan Nancy, seorang wanita baik hati yang berada di bawah kendali pacarnya, Bill Sikes. Dia dikirim untuk mencari Oliver untuk membawanya kembali ke tempat Fagin melalaui rencana yang telah dia buat,dia berhasil membawa Oliver kembali ke tempat Fagin. Tidak merasa puas, Bill sikes dengan otak liciknya memaksa Oliver untuk mengambil bagian dalam perampokan sebuah keluarga bernama Maylies yang tempat oliver sudah tinggal sebelumnya , Bill Sikes menyusun rencana bersama temannya tetapi Oliver ingin merusak rencana tersebut dan pada saat Oliver masuk dibantu oleh Bill Sikes ke dalam rumah Mayles kemudian Oliver sengaja berteriak di dalam rumah tersebut dan secara sengaja Bill Sikes menembak lengan oliver. Keluarga Maylies memutuskan untuk menjaganya, saat Fagin berencana mendapatkan Oliver kembali.
Saat dalam perjalanan ke London, Rose Maylie bertemu dengan Tuan Brownlow dan Nancy. Nancy menceritakan keadaan Oliver ketika berada tempat di mana oliver tinggal sebelumnya, dan mereka semua bekerja untuk mencari rumah yang aman bagi Oliver, jauh dari Fagin dan gengnya tetapi rencana tersebut di intai oleh anak suruhan Fagin. Bill Sikes mengetahui rencana Nancy. Bill sikes Marah besar dengan pengkhianatan ini, dia membunuh Nancy dengan sengaja. Setelah kejadian tersebut tuan Brownlow melaporkan Fagin beserta gengnya ke kepolisian untuk menangkapnya.
Kepolisian dan bersama warga mencari Fagin dan Bill Sikes yang tengah bersembunyi di rumah tempat teman Bill Sikes. Bill Sikes meemiliki seekor anjing yang akrab dengannya. Akan tetapi ia ingin membunuh anjingnya karena untuk menghilangkan jejak agar lebih sulit tertangkap oleh warga dan kepolisian. Namun pada saat ingin membunuh anjing tersebut, anjingnya melawan si Bill Sikes dan tidak nurut kepada majikannya alhasil anjing tersebut lari dan memberi tahu kepada warga dengan suaranya dan berlari ke arah tempat persembunyian Bill Sikes dan Fagin, warga yang mengikuti anjing tersebut dan menemukan tempat persembunyian tersebut dan menemukan Bill Sikes,Oliver yang di sekap, Fagin dan anak-anak yang lainnya di sana. Bill sikes berusaha melarikan diri dengan membawa Oliver akan tetapi pada saat menyebrang melalui tali yang telah di ikatkan kebadanya, hal yang tidak ia inginkanpun terjadi. Tali tersebut melilit lehernya karena ia mendengar suara anjingnya yang mengakibatkan Bill Sikes kurang fokus dan terpeleset yang kemudian dia menghembuskan nafas terakhirnya.
Oliver akhirnya bertemu kembali dengan Tuan Brownlow, yang mengetahui bahwa Oliver adalah saudara tiri dari seorang pria bernama Monks. Tidak hanya mengetahui tentang keluarganya untuk pertama kalinya, namun ia mengetahui bahwa ia berhak atas kekayaan besar yang ditinggalkan oleh ibunya.
Plot Fagin terungkap, dan dia dijatuhi hukuman mati atas kejahatannya, sementara Oliver, keluarga Maylies, dan Mr Brownlow dapat meninggalkan London dan hidup damai.
Dalam film di atas di gambarkan bahwasanya ada nilai yang ingin dia sampaikan kepada penonton bagaimana pola kehidupan dan kondisi sosial yang terjadi pada abad ke-19 tersebut. Nilai-nilai sosial ditinjau dari makna nilai kasih sayang, nilai tanggung jawab dan nilai keserasian hidup. Dalam film Oliver Twist karya Charles Dickens terlihat jelas dalam film tersebut, uraian nilai-nilai sosial dalam cerita menggambarkan secara jelas bagaimana cara hidup manusia yang memiliki keburukan yang tampak dalam perilaku negatif dimenangkan oleh nilai-nilai kehidupan yang positif yang diperlihatkan oleh beberapa tokoh dalam cerita ini.
Nilai-nilai tersebut adalah nilai cinta dan kasih sayang, nilai pengabdian, nilai tolong menolong, nilai kekeluargaan, nilai kepedulian, nilai kesetiaan, nilai rasa menerima dan memiliki, nilai kewajiban, nilai disiplin, nilai keadilan, nilai toleransi, nilai kerjasama dan nilai demokrasi. Keseluruhan nilai-nilai tersebut dituangkan ke dalam film itu sendiri, merupakan makna nilai-nilai sosial dari sebuah karya sastra dari film Oliver Twist karya Charles Dickens. Penderitaan Oliver tampaknya mencerminkan penderitaan anak-anak di banyak tempat dan disegala zaman. Ketika hal ini dapat diredakan, maka hal ini bukan disebabkan oleh motivasi duniawi berupa amal atau kewajiban sipil. Sementara gerbong yang penuh dengan orang-orang kaya dengan sengaja mengabaikan penderitaannya, seorang wanita tua miskin yang tidak punya banyak uang peduli padanya.
Sementara kota kaya itu puas dengan kematiannya di jalanan, seorang penjahat memberinya makan. Ketika Oliver akhirnya menempati posisi dikelas menengah, religiusitas yang tinggi mengingatkan kita pada pengobatan masyarakat Victoria terhadap kriminalitas dan difilm tersebut nampak jelas bahwa yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin makin di tindas bahkan di dalam pandangan antropolog ekonomi Karl Polanyi “layak di sebut sebuah revolusi kaum kaya melawan kaum miskin” (Polanyi, 2001:37).
Oleh: Syarif Hidayatullah (Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Angkatan 2022)
Editor : Radiatul Adwia