Oleh: Nur Adelia Fajrianti
Kapitalisme itu sistem ekonomi yang berbasis pada individu atau pun perusahaan privat. Ia menciptakan sebuah kelas independen di kalangan pelaku bisnis. Kapitalis memulai bangkit pada abad ke-14 di Eropa.Di Inggris, kapitalisme menancapkan akarnya yang terkuat di bandingkan wilayahmanapunyanada di Eropa.Inggrismenjadipusatkapitalisme di Eropakarenadi Inggrisme rupakan Negara satu-satunya yang menjamin hak milik pribadi.
Pada abad ke-15, Inggris sangat unggul dalam urusan administrasi, tapi ia tidak dominan masalah kekayaan parapedagang dan tuan tanah. Namun, situasi ini berkembang pesat pada abad ke-16.Tercipta ruang public baru “Kekayaan milik keluarga, sementara kedaulatan milik para pangeran dan magistratnya.”
Kapitalisme juga menciptakan kelompok-kelompok orang kaya yang berpengaruh paratuan tanah karena terlibat dalam perdagangan yang besar di bidang pertanian, manufaktur, dan jasa. Kelompok ini berbedadengan orang kaya lama yang berasal dari tuan tanah, kaum aristocrat, yang tanahnya diperoleh sebagai hadiah kerajaan.
Marx secara akurat mengakui paraYeomen (kelompok orang kaya baru) ini pelopor liberisasi politik di Eropakarena Yeomen ini jenis manusia yang ambisius, para kapitalis kecil yang agresif.Mereka paling menikmati faedah penerapan rule of law dari pasar bebas.Karena kenyataan inilah Barrington Moore Jr, seorang sarjana dari Universitas Harvard, melihat peranan borjuasi sangat penting bagi munculnya demokrasi-kapitalis. “ Tidak ada borjuasi, tidak adademokrasi,” katanya.
Banyak ekonom muslim yang melakukan kritik terhadap sistem ekonomi kapitalisme maupun sosialisme. Pada umumnya kritikan ini berdasarkan hasil mutakhir kedua sistem tersebut dari segi ketidakadilan, penderitaan manusia dan menyekat kebebasan individu.Di samping itu asas falsafah dan teori kedua sistem tersebut juga dikaji dan disangkal.
Sistem ekonomi kapitalisme sebenarnya bukanlah sesuatu yang sempurna dan tidak ada titik lemahnya.Titik lemah dan rentannya sistem ekonomi kapitalisme banyak disebutkan oleh para pakar mulai ekonom muslim sampai kalangan capitalis sendiri.
Perkembangan sistem ekonomi kapitalis memang berbeda dengan perkembangan ajaran teologis, namun implikasi pemahaman teologis yang berkembang menjadi tradisi selalu mempengaruhi pola kehidupan sosial, termasuk tingkah laku ekonomi. Kapitalisme tidak bisa begitu saja dipisahkan dari agama.
Karl marx yang berniat mengubah sistem kapitalis yang menindas, sampai-sampai harus menyebut agama sebagai candu, supaya orang ingin sadar bahwa ada politisasi agama demi kepentingan ekonomi yang hanya menguntungkan segelintir orang. Akibatnya, Marx oleh sebagian pengikutnya kemudian disalah artikan sebagai seseorang yang memusuhi agama. Dunia baru menjadi lebih terbuka ketika banyak pemuka agama juga berjuang membebaskan penindasan ekonomi maupun politik seperti yang terwakili oleh gerak anteologi pembebasan (liberation theology) di Amerika Latin.
Sekarang agama tidak mempunyai ruang dalam politik, sehingga agama juga tidak mempunyai ruang dalam sistem ekonomi, termasuk sistem apapun baik sistem bagi individu, komunitas maupun negara.
*Tulisan ini merupakan resume peserta dari Kajian Rutin bertema “Kapitalisme dan Agama” yang dilaksanakan oleh Bidang Penalaran dan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ-IE) UIN Alauddin Makassar.