Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi-sosial yang berorientasi pada provit motive dan hanya menguntungkan segelintir orang saja. Ciri akumulasi, eksploitasi, dan ekspansi dari kapitalisme telah berdampak buruk bagi tenaga kerja maupun manusia secara umum. Ciri kapitalisme ini juga berdampak pada di lingkungan hidup, seperti terjadinya perampasan lahan, penggundulan hutan secara masif, kebakaran hutan, pencemaran lingkungan , baik di darat, laut, dan udara, dan lain sebagainya.
Kerusakan lingkungan ini merupakan akibat dari hasrat kapitalisme untuk terus menumpuk kekayaan. Hal ini juga yang menyebabkan banyak terjadi bencana alam di berbagai wilayah. Terjadinya tanah longsor, banjir, dan berbagai bentuk bencana alam lainnya akibat dari eksploitasi alam.
Kita ambil contoh yang terjadi di Pangkalan Susu, Sumatera Barat yang terdapat empat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Namun, hadirnya PLTU ini tidak serta-merta berdampak positif bagi masyarakat. Emisi gas buang PLTU menghasilkan polisi udara yang tidak sehat dan tentunya ini akan berefek pada kondisi kesehatan masyarakat yang ada di sekitar PLTU. Gejala gangguan pernapasan, gatal-gatal serta berdampak buruk bagi pertanian masyarakat merupan akibat dari emisi yang dihasilkan oleh PLTU. Alhasil, pendapatan petani pun menurun.
Sampah plastik juga menyumbang besar bagi kerusakan lingkungan hari ini. Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton pertahun. Sekarang kita bak berada di kerajaan plastik, dimana perusahaan-perusahaan tiada hentinya memproduksi plastik dan masyarakat juga terus-menerus mengkonsumsi plastik, semisalnya botol air mineral dan kantong plsatik akan berdampak bagi lingkungan. Konsumsi berlebihan terhadap plastik pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar.
Kandungan di dalam plastik bukan berasal dari senyawa biologis. Oleh karena itu, plastik memiliki sifat sulit terurai (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar dapat terurai dengan sempurna. Akibatnya, karena sifatya yang sulit terurai sampah plastik pun mencemari tanah, laut, bahkan udara, dan selanjutnya berdampak pada makhluk hidup.
Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah, seperti cacing. Hal itu akan berdampak pada tumbuh-tumbuhan.
Begitulah sistem kapitalisme bekerja. Hasrat dalam mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya membuatnya tidak peduli terhadap kerusakan lingkungan yang diakibatnya. Padahal kerusakan lingkungan itu sendiri juga akan sangat berdampak besar bagi manusia itu sendiri.
Penulis : Agustiawan Putragesi
*Tulisan ini Merupakan Resume Peserta dari Kajian Rutin Bertema “Kapitalisme dan Lingkungan Hidup” yang Dilaksanakan oleh Bidang Penalaran dan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ-IE) UIN Alauddin Makassar.