Mengenal Liberalisasi Kesehatan dalam Pandangan Marx
Oleh: Fadli
Liberalisasi kesehatan, dalam pandangan Marx, dapat dilihat sebagai manifestasi dari kapitalisme yang mengutamakan keuntungan di atas kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, liberalisasi sering kali mengarah pada komodifikasi layanan kesehatan, di mana akses terhadap perawatan medis menjadi tergantung pada kemampuan finansial individu, bukan pada kebutuhan dasar mereka.
Komodifikasi kesehatan adalah salah satu aspek yang paling kritis dalam liberalisasi kesehatan. Marx berargumen bahwa dalam sistem kapitalis, segala sesuatu, termasuk kesehatan, menjadi barang dagangan. Liberalisasi kesehatan berpotensi memperburuk situasi ini dengan memberikan ruang bagi perusahaan swasta untuk mengeksploitasi kebutuhan dasar masyarakat demi keuntungan. Hal ini menciptakan ketimpangan, di mana hanya kalangan kaya yang mampu mengakses layanan kesehatan berkualitas. Mereka yang tidak mampu harus bergantung pada sistem kesehatan publik yang sering kali tidak memadai, sehingga mereka tidak hanya menghadapi masalah kesehatan, tetapi juga ketidakadilan sosial yang lebih dalam.
Dalam kerangka Marxian, masyarakat terbagi menjadi kelas-kelas yang saling bersaing. Liberalisasi kesehatan memperkuat struktur kelas ini dengan menciptakan dua kategori: mereka yang mampu membayar untuk layanan premium dan mereka yang terpaksa bergantung pada sistem kesehatan publik yang sering kali tidak memadai. Ini menciptakan “kesadaran palsu” di mana masyarakat percaya bahwa akses terhadap kesehatan adalah hak individu, padahal sebenarnya itu adalah hasil dari struktur sosial dan ekonomi yang lebih besar. Mereka yang tidak mampu tidak hanya menghadapi masalah kesehatan, tetapi juga harus menghadapi stigma sosial dan ketidakadilan yang lebih dalam.
Liberalisasi juga dapat berdampak negatif pada tenaga kerja di sektor kesehatan. Dengan penekanan pada efisiensi biaya, pekerja kesehatan sering kali menghadapi tekanan untuk bekerja lebih keras dengan imbalan yang lebih rendah. Hal ini menciptakan kondisi kerja yang buruk dan berdampak pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Pekerja kesehatan yang lelah dan tidak terlatih tidak dapat memberikan perawatan yang optimal, sehingga pasien yang membutuhkan perawatan serius dapat mengalami hasil yang buruk.
Implikasi sosial dan politik dari liberalisasi kesehatan juga sangat signifikan. Dalam pandangan Marx, negara seharusnya bertindak sebagai alat untuk melindungi kepentingan rakyat, bukan untuk mendukung kepentingan kapitalis. Ketika negara mengizinkan liberalisasi dalam sektor kesehatan, ia berkontribusi pada penguatan kekuasaan korporat dan merugikan kesejahteraan publik. Negara yang seharusnya melindungi rakyatnya sekarang malah membiarkan mereka menjadi korban eksploitasi kapitalis.
Dalam kesimpulan, liberalisasi kesehatan adalah bentuk lain dari eksploitasi kapitalis yang memperburuk ketidakadilan sosial. Untuk mencapai sistem kesehatan yang adil dan merata, diperlukan intervensi negara yang kuat untuk memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan tanpa memandang status ekonomi. Hanya dengan cara ini kita dapat membebaskan diri dari belenggu komodifikasi dan memastikan bahwa kesehatan dipandang sebagai hak asasi manusia, bukan barang dagangan.