Anotasiar.ID
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman
No Result
View All Result
  • Login
Anotasiar.ID
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman
No Result
View All Result
  • Login
Anotasiar.ID
Opini

“Hubungan Kapitalisme dan Agama: Komodifikasi Nilai Keagamaan dalam Masyarakat Modern”

Anotasiar
29 Agustus 2024
Foto: Pribadi

Foto: Pribadi

0
SHARES
44
VIEWS
2 min read
A A

“Hubungan Kapitalisme dan Agama: Komodifikasi Nilai Keagamaan dalam Masyarakat Modern”

Penulis: Nabilah

Sebelum masuk ke pembahasan hubungan antara kapitalisme dan agama, perlu kita ketahui terdahulu apa itu kapitalisme dan agama. Berbicara mengenai kapitalisme pastinya sudah tidak asing lagi. Kapitalisme merupakan sebuah isu yang tidak henti-hentinya menjadi pembicaraan dan perdebatan. Kapitalisme yang menjadi sistem terdominan hari ini, mampu menguasai sarana produksi untuk meraut keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme memiliki tiga ciri utama yaitu eksploitasi, ekspansi, dan akumulasi.

Eksploitasi adalah tindakan yang dilakukan suatu individu untuk mendapatkan keuntungan dengan cara memanfaatkan orang lain dengan tidak adil, contohnya yaitu pemberian jam kerja yang lebih namun upah yang diberikan tidak sesuai. Ekspansi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh satu perusahaan dengan tujuan meningkatkan atau memperluas wilayah target pasar, contohnya ketika suatu perusahaan sudah berhasil meraih target pasar di suatu wilayah maka perusahaan tersebut akan membuat cabang di wilayah lainnya lagi.
akumulasi adalah kegiatan mengumpulkan atau menimbun sebagian modal dengan tujuan menghasilkan pengembalian lebih besar, contohnya pada saat berbelanja terkadang ada penawaran untuk pembelian suatu barang dengan tujuan mengumpulkan reward atau point.

Sedangkan agama dalam KBBI, agama didefinisikan sebagai sistem yang mengatur tata keimanan, kepercayaan, dan peribadatan kepada Tuhan, serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan lingkungannya.

Nah bagaimana sih hubungan kapitalisme dan agama?
Kita lihat dewasa ini, agama sudah menjadi suatu hal yang memiliki nilai jual biasa dikenal dengan komodifikasi agama. Meminjam pengertian komodifikasi yang ditulis oleh Radiatul Adwia dalam opininya yang berjudul (Standar kecantikan : komodifikasi perempuan), Komodifikasi adalah proses mengubah sesuatu yang dianggap mempunyai nilai menjadi suatu produk yang dapat dijual. Menurutnya, proses ini merupakan cara kapitalis untuk mencapai tujuan akumulasi modal dengan mengubah nilai guna menjadi nilai tukar. Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa komodifikasi adalah suatu proses transformasi yang bertujuan untuk memberikan sesuatu nilai jual dan menghasilkan keuntungan yang signifikan.

Nah pertanyaan selanjutnya, bagaimana sih kapitalime menjadikan agama memiliki nilai jual? Dalam penyerapannya kapitalis menggunakan simbol-simbol agama untuk bisa memiliki nilai jual sehingga mereka memiliki profit yang lebih. Berbagai bentuk komodifikasi agama yang mereka lakukan seperti, jubah, jilbab, zakat dan haji di jadikan bisnis untuk mengeruk keuntungan bagi beberapa kelompok.

Kita lihat juga komodifikasi agama yang di lakukan hari ini semakin langgeng melalui konten-konten islami, seperti perayaan hari keagamaan terutama pada masa-masa hari raya (idhul adha dan idhul fitri). Mereka yang dikenal sebagai seorang ustadz atau ustadzah yang nota benenya itu menganjurkan umat untuk bersikap sederhana tetapi mereka dengan bangganya menjadi bintang iklan untuk produk konsumsi di layar tv. Oleh karena itu, hasil dari produk busana muslim yang mereka kenakan menjadi nilai tukar bagi mereka dengan menggunakan simbol “ke-ustadz-an”-nya sebagai simbol kesalehan sosial mereka mampu menarik para calon konsumen untuk membeli busana muslim yang mereka iklankan.

Nah, bagaimana menurut kalian? miris bukan?

2 min read
A A

“Hubungan Kapitalisme dan Agama: Komodifikasi Nilai Keagamaan dalam Masyarakat Modern”

Penulis: Nabilah

Sebelum masuk ke pembahasan hubungan antara kapitalisme dan agama, perlu kita ketahui terdahulu apa itu kapitalisme dan agama. Berbicara mengenai kapitalisme pastinya sudah tidak asing lagi. Kapitalisme merupakan sebuah isu yang tidak henti-hentinya menjadi pembicaraan dan perdebatan. Kapitalisme yang menjadi sistem terdominan hari ini, mampu menguasai sarana produksi untuk meraut keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme memiliki tiga ciri utama yaitu eksploitasi, ekspansi, dan akumulasi.

Eksploitasi adalah tindakan yang dilakukan suatu individu untuk mendapatkan keuntungan dengan cara memanfaatkan orang lain dengan tidak adil, contohnya yaitu pemberian jam kerja yang lebih namun upah yang diberikan tidak sesuai. Ekspansi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh satu perusahaan dengan tujuan meningkatkan atau memperluas wilayah target pasar, contohnya ketika suatu perusahaan sudah berhasil meraih target pasar di suatu wilayah maka perusahaan tersebut akan membuat cabang di wilayah lainnya lagi.
akumulasi adalah kegiatan mengumpulkan atau menimbun sebagian modal dengan tujuan menghasilkan pengembalian lebih besar, contohnya pada saat berbelanja terkadang ada penawaran untuk pembelian suatu barang dengan tujuan mengumpulkan reward atau point.

Sedangkan agama dalam KBBI, agama didefinisikan sebagai sistem yang mengatur tata keimanan, kepercayaan, dan peribadatan kepada Tuhan, serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan lingkungannya.

Nah bagaimana sih hubungan kapitalisme dan agama?
Kita lihat dewasa ini, agama sudah menjadi suatu hal yang memiliki nilai jual biasa dikenal dengan komodifikasi agama. Meminjam pengertian komodifikasi yang ditulis oleh Radiatul Adwia dalam opininya yang berjudul (Standar kecantikan : komodifikasi perempuan), Komodifikasi adalah proses mengubah sesuatu yang dianggap mempunyai nilai menjadi suatu produk yang dapat dijual. Menurutnya, proses ini merupakan cara kapitalis untuk mencapai tujuan akumulasi modal dengan mengubah nilai guna menjadi nilai tukar. Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa komodifikasi adalah suatu proses transformasi yang bertujuan untuk memberikan sesuatu nilai jual dan menghasilkan keuntungan yang signifikan.

Nah pertanyaan selanjutnya, bagaimana sih kapitalime menjadikan agama memiliki nilai jual? Dalam penyerapannya kapitalis menggunakan simbol-simbol agama untuk bisa memiliki nilai jual sehingga mereka memiliki profit yang lebih. Berbagai bentuk komodifikasi agama yang mereka lakukan seperti, jubah, jilbab, zakat dan haji di jadikan bisnis untuk mengeruk keuntungan bagi beberapa kelompok.

Kita lihat juga komodifikasi agama yang di lakukan hari ini semakin langgeng melalui konten-konten islami, seperti perayaan hari keagamaan terutama pada masa-masa hari raya (idhul adha dan idhul fitri). Mereka yang dikenal sebagai seorang ustadz atau ustadzah yang nota benenya itu menganjurkan umat untuk bersikap sederhana tetapi mereka dengan bangganya menjadi bintang iklan untuk produk konsumsi di layar tv. Oleh karena itu, hasil dari produk busana muslim yang mereka kenakan menjadi nilai tukar bagi mereka dengan menggunakan simbol “ke-ustadz-an”-nya sebagai simbol kesalehan sosial mereka mampu menarik para calon konsumen untuk membeli busana muslim yang mereka iklankan.

Nah, bagaimana menurut kalian? miris bukan?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL TERKAIT

Dugaan Pungutan Liar Di Ilmu Ekonomi, Mahasiswa Keluhkan Harga

21 Oktober 2025

Liberalisme dan Imperialisme

17 Oktober 2025

Gerak Menuju Runtuhnya Kapitalisme

3 Oktober 2025

Cerita Lama Yang Sia-sia

2 Oktober 2025

Analisis Gender

28 September 2025

Kapitalisme Dan Lingkungan

26 September 2025
Kirim Tulisan Jadilah bagian dan terlibat untuk perubahan dengan ikut berdiskusi dan berbagi gagasan kritis, edukatif dan progresif di anotasiar...» Kirim tulisanmu
Artikel Berikutnya
Foto: Pribadi

HMI Kom. Syari'ah dan Hukum Cagora, Kecam Tindakan Represif Jatanras Polrestabes Makassar Terhadap Kader HMI

Foto: Istimewa

Adakan Konfrensi Pers : PBHI Dampingi Mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang Diskorsing

Foto Pribadi

Mahasiswa KKN 75 Desa Topanda, Program Kerja Plangisasi

Unit Penerbitan dan Pers Mahasiswa

HMJ Ilmu Ekonomi UIN Alauddin Makassar

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kontak Kami
  • Kirim Tulisan

© Anotasiar. All rights reserved

  • Login
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman

© Anotasiar. All rights reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist