Anotasiar.ID
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman
No Result
View All Result
  • Login
Anotasiar.ID
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman
No Result
View All Result
  • Login
Anotasiar.ID
Resume

Sejarah Pemikiran Ekonomi

Anotasiar
31 Mei 2025
0
SHARES
16
VIEWS
2 min read
A A

Sejarah pemikiran ekonomi
Sejarah adalah peristiwa yang menceritakan tentang masa lampau

1. Zaman Yunani Kuno
Pemikiran ekonomi masih berakar pada filsafat moral.Plato melihat ekonomi sebagai bagian dari upaya menciptakan masyarakat adil. Ia mengkritik keserakahan dan kemewahan, serta mengusulkan pembagian kerja dalam masyarakat: raja, kesatria, dan buruh.Aristoteles membedakan antara kebutuhan (terbatas) dan keinginan (tak terbatas). Ia menerima produksi untuk kebutuhan, tapi menolak aktivitas ekonomi yang berorientasi pada akumulasi kekayaan.Xenophon memperkenalkan istilah oikonomia (pengelolaan rumah tangga), serta menekankan pentingnya efisiensi dan pelayanan publik bagi kemakmuran kota.

2. Kaum Skolastik (Abad Pertengahan)
Ekonomi dipengaruhi kuat oleh ajaran gereja.
Albertus Magnus menekankan konsep harga adil, yaitu harga yang sesuai dengan biaya dan usaha. Thomas Aquinas melanjutkan ajaran ini dengan menolak praktik riba (bunga uang), karena dianggap menjual sesuatu yang tidak nyata. Ia memandang perdagangan harus sesuai nilai-nilai moral Kristen.

3. Merkantilisme (1500–1750)
Ditekankan bahwa kekayaan negara diukur dari cadangan logam mulia dan surplus perdagangan luar negeri.
Tokoh seperti Jean Boudin mulai membahas hubungan antara jumlah uang dan harga (awal teori kuantitas uang).
Thomas Mun menekankan pentingnya ekspor lebih besar daripada impor.
Colbert (Prancis) menunjukkan hubungan erat antara negara dan pedagang untuk menciptakan kekuatan ekonomi nasional.
Fokus utama merkantilis adalah proteksionisme, monopoli dagang, dan kolonialisme.
4. Kaum Fisiokrat (abad ke-18)
Mengoreksi merkantilisme dengan menyatakan bahwa pertanian adalah satu-satunya sektor yang benar-benar produktif.
Tokoh utama: Francois Quesnay, dengan Tableau Économique yang menggambarkan sirkulasi ekonomi seperti sistem peredaran darah.
Mereka percaya pada hukum alam dan laissez faire, yaitu perekonomian harus berjalan tanpa intervensi pemerintah, cikal bakal konsep invisible hand Adam Smith.
5. Thomas Robert Malthus (1766–1834)
Terkenal dengan teori populasi: populasi tumbuh secara geometris, sedangkan produksi pangan tumbuh secara aritmetis. Menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang tak terkendali akan menyebabkan kelaparan dan kemiskinan massal.
6.David Ricardo (1772–1823)
Mengembangkan teori nilai kerja, yaitu harga suatu barang ditentukan oleh jumlah kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya.
Merumuskan teori sewa tanah: sewa tergantung pada kesuburan relatif tanah. Tanah marjinal (yang paling tidak subur) menjadi acuan penentuan sewa.
Menyumbang teori keunggulan komparatif dalam perdagangan internasional: suatu negara tetap dapat memperoleh manfaat dari perdagangan walau tidak memiliki keunggulan absolut.

Penulis: Tiarah

Editor: Hulwana Ahsyani

2 min read
A A

Sejarah pemikiran ekonomi
Sejarah adalah peristiwa yang menceritakan tentang masa lampau

1. Zaman Yunani Kuno
Pemikiran ekonomi masih berakar pada filsafat moral.Plato melihat ekonomi sebagai bagian dari upaya menciptakan masyarakat adil. Ia mengkritik keserakahan dan kemewahan, serta mengusulkan pembagian kerja dalam masyarakat: raja, kesatria, dan buruh.Aristoteles membedakan antara kebutuhan (terbatas) dan keinginan (tak terbatas). Ia menerima produksi untuk kebutuhan, tapi menolak aktivitas ekonomi yang berorientasi pada akumulasi kekayaan.Xenophon memperkenalkan istilah oikonomia (pengelolaan rumah tangga), serta menekankan pentingnya efisiensi dan pelayanan publik bagi kemakmuran kota.

2. Kaum Skolastik (Abad Pertengahan)
Ekonomi dipengaruhi kuat oleh ajaran gereja.
Albertus Magnus menekankan konsep harga adil, yaitu harga yang sesuai dengan biaya dan usaha. Thomas Aquinas melanjutkan ajaran ini dengan menolak praktik riba (bunga uang), karena dianggap menjual sesuatu yang tidak nyata. Ia memandang perdagangan harus sesuai nilai-nilai moral Kristen.

3. Merkantilisme (1500–1750)
Ditekankan bahwa kekayaan negara diukur dari cadangan logam mulia dan surplus perdagangan luar negeri.
Tokoh seperti Jean Boudin mulai membahas hubungan antara jumlah uang dan harga (awal teori kuantitas uang).
Thomas Mun menekankan pentingnya ekspor lebih besar daripada impor.
Colbert (Prancis) menunjukkan hubungan erat antara negara dan pedagang untuk menciptakan kekuatan ekonomi nasional.
Fokus utama merkantilis adalah proteksionisme, monopoli dagang, dan kolonialisme.
4. Kaum Fisiokrat (abad ke-18)
Mengoreksi merkantilisme dengan menyatakan bahwa pertanian adalah satu-satunya sektor yang benar-benar produktif.
Tokoh utama: Francois Quesnay, dengan Tableau Économique yang menggambarkan sirkulasi ekonomi seperti sistem peredaran darah.
Mereka percaya pada hukum alam dan laissez faire, yaitu perekonomian harus berjalan tanpa intervensi pemerintah, cikal bakal konsep invisible hand Adam Smith.
5. Thomas Robert Malthus (1766–1834)
Terkenal dengan teori populasi: populasi tumbuh secara geometris, sedangkan produksi pangan tumbuh secara aritmetis. Menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang tak terkendali akan menyebabkan kelaparan dan kemiskinan massal.
6.David Ricardo (1772–1823)
Mengembangkan teori nilai kerja, yaitu harga suatu barang ditentukan oleh jumlah kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya.
Merumuskan teori sewa tanah: sewa tergantung pada kesuburan relatif tanah. Tanah marjinal (yang paling tidak subur) menjadi acuan penentuan sewa.
Menyumbang teori keunggulan komparatif dalam perdagangan internasional: suatu negara tetap dapat memperoleh manfaat dari perdagangan walau tidak memiliki keunggulan absolut.

Penulis: Tiarah

Editor: Hulwana Ahsyani

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL TERKAIT

Kemahasiswaan

31 Oktober 2025

Kemahasiswaan

31 Oktober 2025

Alternatif Gerakan Sosial Menuju Perubahan

26 Oktober 2025

Dugaan Pungutan Liar Di Ilmu Ekonomi, Mahasiswa Keluhkan Harga

23 Oktober 2025

Liberalisme dan Imperialisme

17 Oktober 2025

Gerak Menuju Runtuhnya Kapitalisme

3 Oktober 2025
Kirim Tulisan Jadilah bagian dan terlibat untuk perubahan dengan ikut berdiskusi dan berbagi gagasan kritis, edukatif dan progresif di anotasiar...» Kirim tulisanmu
Artikel Berikutnya

Wajah Demokrasi Indonesia

Bukannya Mendorong Perubahan Atas Subyek yang Diteliti, Malah Wajib Terbit Scopus

Materialisme Dialektika Historis

Unit Penerbitan dan Pers Mahasiswa

HMJ Ilmu Ekonomi UIN Alauddin Makassar

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kontak Kami
  • Kirim Tulisan

© Anotasiar. All rights reserved

  • Login
  • Beranda
  • News
  • Liputan Khusus
    • Reportase
    • Investigasi
  • Opini
  • Sastra
    • Feature
    • Esai
    • Cerpen
    • Puisi
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Resume
  • Dokumentasi
  • Info & Agenda
    • Jadwal Acara
    • Pengumuman

© Anotasiar. All rights reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist