Pada suatu hari Sabtu pagi yang cerah, saya dan Mama memutuskan untuk berbelanja di Alfamart. Di tengah kesibukan parkir, kami bertemu dengan seorang perempuan yang tampak terampil mengarahkan lalu lintas motor dan mobil. Ternyata dia adalah Ibu Rahma, seorang tukang parkir sekaligus teman Mama yang tergabung dalam kelompok Program Keluarga Harapan (PKH).
Kami pun duduk bersama di area parkir, berdiskusi kabar terbaru tentang program PKH yang Mama ikuti.
“Sudah cair ya Mi? Coba cek dulu di bank ya. Alhamdulillah uang BLT saya sudah keluar,” ujar Ibu Rahma dengan senyuman lebar.
Saat kami tiba, jam di ponsel menunjukkan pukul 12:30 siang. Panasnya cuaca mulai terasa, keringat mengalir di setiap lekuk tubuh. Ibu Rahma, terus berdiri memberikan Arah, mengatur mobil yang ingin keluar dari parkiran.
Ketika sebuah mobil meluncur keluar, pengendaranya memberikan selembar uang seribu dan dua ribu kepada Ibu Rahma. Dengan penuh ceria, ia menerima uang itu dan memasukkannya ke dalam tas kecil yang selalu dibawanya.
Sejak 17 tahun lalu, Ibu Rahma menjalani profesi sebagai tukang parkir di depan Alfamart, bersebelahan dengan Rumah Sakit Gigi Unhas di Jalan Kandea, Makassar. Dia menuturkan, meski bekerja dalam kondisi yang terkadang berat, hatinya tetap tenang.
“Namanya juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Nak. Saya harus bisa menyekolahkan anak-anak meski bantuan pemerintah. Tapi, itu masih kurang. Kerja ini santai,” katanya.
Bagi sebagian orang, Ibu Rahma mungkin hanya dianggap sebagai “pemandu parkir biasa.” Namun, di balik tas kecil dan peluit yang selalu dia bawa, tersimpan kisah ketabahan yang jarang terlihat oleh mata orang lain. Dalam sehari, Ibu Rahma bisa mendapatkan penghasilan hingga 200 ribu rupiah sebagai tukang parkir.
“Biasa, satu hari bisa dapat 200 ribu, Nak,” ujarnya bangga.
Dengan gigih, Ibu Rahma berjuang untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang masih bersekolah. Dia adalah sosok yang bukan hanya seorang ibu, tetapi juga kepala keluarga yang mandiri, berusaha keras untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
Penulis: Nur Khalifah
Editor: M Yusrifar








