Kemiskinan, Manusia dan Campur Tangan Tuhan di Dalamnya
Kemiskinan merupakan suatu permasalahan sosial yang dapat kita temukan pada setiap negara yang ada di dunia ini. Sebenarnya kemiskinan itu datang dari mana? Apakah orang yang miskin memang merupakan takdir Tuhan yang di mana manusia hanya dapat pasrah karena tidak mungkin dapat berubah, atau apa mungkin kemiskinan datang dari suatu kaum yang menghadirkan kemiskinan itu sendiri?
Sebenarnya jika kita telaah dengan baik, kemiskinan merupakan sesuatu yang sangat krusial untuk diselesaikan. Hal ini karena kemiskinan dapat menjadi akar dari permasalahan lainnya. Misalnya tindak kekerasan dalam kasus pencurian harta benda. Kemiskinan juga dapat menyebabkan adanya gizi buruk, karena kebutuhan yang harusnya terpenuhi menjadi sesuatu yang sangat sulit bagi mereka.
Jika sudah genting seperti itu, lalu sebenarnya dari mana akar mulanya kemiskinan ini. Jika kita berkaca dari zaman Feodal, dimana pada masa itu adanya penguasaan produksi oleh pemilik tanah, raja dan para kerabatnya maka kemiskinan itu hadir karena adanya orang yang memiskinkan orang lain. Di mana saat dunia memasuki masa kerajaan lalu adanya satu pihak yang ingin menguasai hak orang lain, maka mulai saat itulah kesenjangan terjadi. Artinya kemiskinan itu hadir karena adanya satu sistem yang membuat satu pihak menjadi sejahtera sedangkan pihak lain menjadi sengsara. Sistem yang hadir ini dikenal dengan istilah kapitalisme.
Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang paling mendominasi di dunia ini, tak terkecuali Indonesia. Sistem ini hadir dengan kemampuannya memiskinkan yang miskin dan mensejahterakan mereka yang memiliki modal banyak (kapitalis). Mereka dengan segala cara yang dilakukan untuk bisa memperoleh profit yang banyak sehingga penindasan terhadap kaum lemah (kelas menengah kebawah) semakin menjadi-jadi.
Lalu, dimana campur tangan Tuhan dalam hal ini? Apakah kemiskinan memang murni terjadi karena sesama manusia atau tetap ada keterlibatan Tuhan dalam hal itu? Jika kita melihat dari segi ekonomi maka kemiskinan itu murni karena manusia, entah karena sistem atau karena potensi dari individu itu sendiri yang mendatangkan kemiskinan. Namun disisi lain, kita tidak dapat kesampingkan bahwa ada Tuhan Maha Kuasa yang memiliki keterlibatan pada setiap hal yang terjadi di dunia ini.
Saya menjadi orang yang sepakat perihal orang yang dimiskinkan dengan suatu sistem, namun pada hal itu tetap ada kehendak Tuhan sebagai Maha Kuasa. Mengapa demikian, hal ini saya samakan dengan kematian. Orang yang meninggal karena ditabrak itu memang meninggal karena orang lain, namun meninggalnya orang ini tidak lepas dari adanya izin Tuhan.
Namun, jika kita menilai bahwa kemiskinan disebabkan karena adanya campur tangan Tuhan berarti merupakan suatu ketidakadilan bagi sesama manusia maka itu merupakan pemikiran yang sempit. Sebagai manusia yang diberi akal, cobalah untuk melihat sesuatu jangan hanya dari satu sisi lihatlah juga dari sisi lainnya. Telah kita ketahui bahwa kemiskinan merupakan suatu takdir Tuhan yang dapat kita ubah. Oleh karena itu, sangat tidak masuk akal jika kita mengatakan bahwa kita miskin memang sudah menjadi takdir Tuhan atau dalam istilah yang penulis sebut “sudah dari sananya memang”.
Akan tetapi dilain sisi, kemiskinan merupakan suatu hal yang bisa meringankan hisabnya seorang hamba di akhirat kelak. Ketetapan yang Tuhan berikan selalu ada hikmah di dalamnya, tidak ada ketetapan Tuhan yang diberikan kepada hambanya serta merta hanya menyengsarakan hamba tersebut.
Penulis : Hulwana Ahsyani
Editor : Radiatul Adwia