Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang “Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan”.sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)/Money-Comiditi-Money
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis/ penyanyi seringkali „terpaksa‟ harus mengikuti aturan main dari „tuannya‟.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-„acting‟ yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
„protes‟ sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai „protes‟, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
“PROFESIONALISME” masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Editor: M Yusrifar








