Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Economy Competition, di Lapangan Aroepala. Sabtu (13/September/2025)....
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"economy-competition-hmj-ilmu-ekonomi-ajang-menjalin-silaturahmi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-13 12:28:31","post_modified_gmt":"2025-09-13 12:28:31","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9867","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9864,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:45:43","post_date_gmt":"2025-09-10 08:45:43","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"economy-competition-hmj-ilmu-ekonomi-ajang-menjalin-silaturahmi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-13 12:28:31","post_modified_gmt":"2025-09-13 12:28:31","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9867","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9864,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:45:43","post_date_gmt":"2025-09-10 08:45:43","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
\u201cAjang ini dilaksanakan untuk melihat bagaimana potensi dari teman teman di ajang keolahragaan,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"economy-competition-hmj-ilmu-ekonomi-ajang-menjalin-silaturahmi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-13 12:28:31","post_modified_gmt":"2025-09-13 12:28:31","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9867","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9864,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:45:43","post_date_gmt":"2025-09-10 08:45:43","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Coordinator Steering, Nasrun,berharap melalui kegiatan kedepannya potensi dari setiap mahasiswa secara khusus dalam bidang olahraga dapat dideteksi.<\/p>\n\n\n\n
\u201cAjang ini dilaksanakan untuk melihat bagaimana potensi dari teman teman di ajang keolahragaan,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"economy-competition-hmj-ilmu-ekonomi-ajang-menjalin-silaturahmi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-13 12:28:31","post_modified_gmt":"2025-09-13 12:28:31","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9867","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9864,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:45:43","post_date_gmt":"2025-09-10 08:45:43","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
\u201ckita mengadakan kegiatan ini tidak lain adaah agar terjalin bentuk silaturahmi antara mahiswa maupun dosen ekonomi,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Coordinator Steering, Nasrun,berharap melalui kegiatan kedepannya potensi dari setiap mahasiswa secara khusus dalam bidang olahraga dapat dideteksi.<\/p>\n\n\n\n
\u201cAjang ini dilaksanakan untuk melihat bagaimana potensi dari teman teman di ajang keolahragaan,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"economy-competition-hmj-ilmu-ekonomi-ajang-menjalin-silaturahmi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-13 12:28:31","post_modified_gmt":"2025-09-13 12:28:31","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9867","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9864,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:45:43","post_date_gmt":"2025-09-10 08:45:43","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Ketua HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan ajang untuk menjalin silaturahmi antara civitas akademik FEBI.<\/p>\n\n\n\n
\u201ckita mengadakan kegiatan ini tidak lain adaah agar terjalin bentuk silaturahmi antara mahiswa maupun dosen ekonomi,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Coordinator Steering, Nasrun,berharap melalui kegiatan kedepannya potensi dari setiap mahasiswa secara khusus dalam bidang olahraga dapat dideteksi.<\/p>\n\n\n\n
\u201cAjang ini dilaksanakan untuk melihat bagaimana potensi dari teman teman di ajang keolahragaan,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"economy-competition-hmj-ilmu-ekonomi-ajang-menjalin-silaturahmi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-13 12:28:31","post_modified_gmt":"2025-09-13 12:28:31","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9867","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9864,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:45:43","post_date_gmt":"2025-09-10 08:45:43","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari ini dimulai sejak 12-13 September ini diagendekan dalam dua jenis lomba yaitu futsal dan badmintoon.<\/p>\n\n\n\n
Ketua HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan ajang untuk menjalin silaturahmi antara civitas akademik FEBI.<\/p>\n\n\n\n
\u201ckita mengadakan kegiatan ini tidak lain adaah agar terjalin bentuk silaturahmi antara mahiswa maupun dosen ekonomi,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Coordinator Steering, Nasrun,berharap melalui kegiatan kedepannya potensi dari setiap mahasiswa secara khusus dalam bidang olahraga dapat dideteksi.<\/p>\n\n\n\n
\u201cAjang ini dilaksanakan untuk melihat bagaimana potensi dari teman teman di ajang keolahragaan,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"economy-competition-hmj-ilmu-ekonomi-ajang-menjalin-silaturahmi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-13 12:28:31","post_modified_gmt":"2025-09-13 12:28:31","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9867","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9864,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:45:43","post_date_gmt":"2025-09-10 08:45:43","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Economy Competition, di Lapangan Aroepala. Sabtu (13\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari ini dimulai sejak 12-13 September ini diagendekan dalam dua jenis lomba yaitu futsal dan badmintoon.<\/p>\n\n\n\n
Ketua HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan ajang untuk menjalin silaturahmi antara civitas akademik FEBI.<\/p>\n\n\n\n
\u201ckita mengadakan kegiatan ini tidak lain adaah agar terjalin bentuk silaturahmi antara mahiswa maupun dosen ekonomi,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Coordinator Steering, Nasrun,berharap melalui kegiatan kedepannya potensi dari setiap mahasiswa secara khusus dalam bidang olahraga dapat dideteksi.<\/p>\n\n\n\n
\u201cAjang ini dilaksanakan untuk melihat bagaimana potensi dari teman teman di ajang keolahragaan,\u201d jelasnya<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Economy Competition HMJ Ilmu Ekonomi, Ajang menjalin silaturahmi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"economy-competition-hmj-ilmu-ekonomi-ajang-menjalin-silaturahmi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-13 12:28:31","post_modified_gmt":"2025-09-13 12:28:31","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9867","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9864,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:45:43","post_date_gmt":"2025-09-10 08:45:43","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Dialog Publik , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Menggali Dinamika Kelas Dalam Tetralogi Pulang Buru : Pertarungan, Kesadaran, Dan Relevansinya hari ini\u201d merupakan salah satu rangkaian dari economy compeititon and mini project HMJ Ilmu Ekonomi.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Panitia, Muhammad fadli, mengatakan bahwaKegiatan ini digagas sebagai upaya memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, karya Pramoedya Ananta Toer dipilih sebagai objek pembahasan karena merepresentasikan dinamika kesadaran sosial yang masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia masa kini.<\/p>\n\n\n\n
\u00a0\"Kegiatan ini\u00a0\u00a0adalah upaya untuk membangun kesadaran\u00a0\u00a0\u00a0terhadap kondisi masyarakat pada saat ini khususnya di lingkup kampus terhadap pembatasan\" bagi mahasiswa\"ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Salah satu pemateri, Imamul Hak, mengatakan bahwa materi ini merupakan suatu cerminan baru dalam pembelajaran dimana tidak ada pembatasan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. <\/p>\n\n\n\n
\u201cKita lihat bahwa penyelenggara kegiatan ini adalah ekonomi namum pembahasannya mengarah ke sastra, dan ini adalah hal yang harusnya dilakukan kita tidak boleh dibatasi dalam mempelajari sesuatu,\u201d jelasnya<\/p>\n","post_title":"Dialog Publik HMJ Ilmu Ekonomi, Membangun Kesadaran Sosial Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"dialog-publik-hmj-ilmu-ekonomi-membangun-kesadaran-sosial-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:45:46","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:45:46","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9864","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9856,"post_author":"2","post_date":"2025-09-10 08:41:55","post_date_gmt":"2025-09-10 08:41:55","post_content":"\n
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi (HMJ IE) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam selenggarakan Pembukaan Economy Competition and Mini Project , di aula Fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI). Rabu (10\/September\/2025).<\/p>\n\n\n\n
Kegiatan yang bertema \"Harsa\u201d ini diisi oleh beberapa rangkaian kegiatan diantaranya Dialog Publik, Econmy Competition Futsal dan Badmintoon dan Malam Puncak (Mini Project).<\/p>\n\n\n\n
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Baso Iwang, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan terbangun rasa kebersamaan antara pengurus HMJ Ilmu Ekonomi dan mahasiswa Ilmu Ekonomi. <\/p>\n\n\n\n
\"Saya mengapresiasi hmj mengadakan kegiatan ini walaupun kita kondisinya sedang dalam efisiensi tapi hmj tetap melakukan kegiatan\" ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Ketua Umum HMJ Ilmu Ekonomi, Hulwana Ahsyani, mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini baik pengurus maupun panitia.<\/p>\n\n\n\n
\u201csaya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik pengurus maupun teman teman panitia atas keterlibatannya, tanpa kalian kegiatan ini tak akan sukses sesuai harapan kita semua,\u201d ucapnya.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Pembukaan Economy Competition And Mini Project, Bangun Rasa Kebersamaan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pembukaan-economy-competition-and-mini-project-bangun-rasa-kebersamaan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-10 08:41:58","post_modified_gmt":"2025-09-10 08:41:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9856","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9852,"post_author":"2","post_date":"2025-09-03 10:09:16","post_date_gmt":"2025-09-03 10:09:16","post_content":"\n
Sebelum mulainya pembahasan materi kajian kali ini mengenai tentang \"Relasi Kapitalime Dan Eksploitasi Perempuan\".sebenarnya kita harus tahu apasih itu kapitalisme?apakah kapitalisme itu sebagai pahan atau sistem?,kapitalisme secara scearh google bahwasannya adalah sistem ekonomi menurut corpotate finance isntitue,menurut marx adalah suatu masyarakat yang menganut sistem ekonomi pasar bebas.
Secara modal produksi dalam kapitalisme adalah untuk mendapatkan keuntungan besar-besarnya dan barang-barang yang dikurangi memperkaya dirinya sendiri.dengan rumus (M-C-M)\/Money-Comiditi-Money<\/p>\n\n\n\n
Sebelum kita jauh dan lebih dalam lagi membahaas judul materi diatas,tentang mengenai hubungan kapitalisme dan eksploitasi perempuan? Betul bahwasannya dua kalimat itu tidak bisa dipisahkan karena kapitalis lah yang eksploitasi perempuan dalam berbagai hal mengemas produk yang kreatif dan inovatif (konteks kapitalis) agar menjadi sebuah
produk yang menarik dan mempunyai nilai jual tinggi dilakukan dengan bagai cara. Dalam dunia pekerjaan seperti majalah (Playboy), musik (dangdut\/ pop), film, sinetron, fashion, dilakukan dengan 10
menyuruh artis\/ penyanyi untuk mengikuti skenario yang telah disiapkan oleh sang produser.
Untuk ini, si artis\/ penyanyi seringkali \u201eterpaksa\u201f harus mengikuti aturan main dari \u201etuannya\u201f.
Skenario yang ada dapat berupa gaya berpakaian yang cenderung sangat seksi dan menantang,
jogetan yang cenderung erotis, dan gaya ber-\u201eacting\u201f yang banyak melibatkan adegan peluk-cium
pria dan wanita, dll yang seronok\/ vulgar dan lebih jauh dapat membangkitkan nafsu birahi\/
cenderung bersifat merangsang bagi yang menontonnya. Dalam kenyataannya jenis acara\/ program yang sanggup membuat penonton terbius
semacam inilah yang banyak diminati, walaupun pada saat yang bersamaan acara tersebut menuai
\u201eprotes\u201f sana-sini. Namun bagi kaum kapitalis, kontroversi semacam ini bukanlah masalah besar.
Bahkan mereka sangat mendapatkan keuntungan akan adanya kontroversi. Sebab dengan begitu
akan menjadi lebih jelas bahwa ditengah badai \u201eprotes\u201f, apa yang mereka produksi ternyata ada
peminat\/ pendukungnya. Badai protes terhadap produk mereka secara tidak langsung juga menjadi
salah satu cara yang produktif bagi promosi sebuah produk\/ barang yang mereka hasilkan.
Jadi di era global yang menganut sistem pasar bebas seperti sekarang ini,pemanfaatan wanita oleh kaum kapitalis adalah sebuah keharusan. Wanita tersebut mereka jadikan bagian objek dari sebuah produk yang selanjutnya mereka jual kepasar. Hal ini merupakan salah satu cara yang dipakai oleh kaum kapitalis untuk menjaga kelanggengan\/ kepentingan bisnis yang mereka. Namun manakala mereka harus mengikuti aturan main\/skenario yang ada yang telah dipersiapkan oleh kaum kapitalis, apakah kata
\u201cPROFESIONALISME\u201d masih berlaku? Apakah yang mereka lakukan itu bukanya lebih dari sebuah KETERPAKSAAN PROFESI karena ketidak berdayaan mereka terhadap para pemilik modal dari pada SIKAP PROFESIONAL pada bidang kerja mereka?
Dan kesemuanya itu masih dalam kerangka filosofis kaum kapitalis untuk tetap mandiri, mampu
bersaing dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Resume :\"Relasi Kapitalisme Dan Eksploitasi Perempuan\"","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"resume-relasi-kapitalisme-dan-eksploitasi-perempuan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-09-03 10:09:18","post_modified_gmt":"2025-09-03 10:09:18","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9852","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9849,"post_author":"2","post_date":"2025-08-30 04:17:14","post_date_gmt":"2025-08-30 04:17:14","post_content":"\n
Di bawah langit Jakarta yang mendung, di tengah lautan manusia yang bersuara, Affan Kurniawan meninggal. Ia bukan hanya nama, tapi cerita sedih yang menyakitkan hati. Ia tewas, bukan karena kecelakaan biasa, tapi dilindas oleh mobil baja yang kebal hukum, kendaraan yang seharusnya melindungi justru menindasnya.<\/p>\n\n\n\n
Kematiannya bukan sekadar berita. Ini adalah bukti nyata bahwa di balik kekuasaan, ada nyawa rakyat kecil yang dianggap tidak ada harganya. Di bodi mobil barakuda, tak ada lagi simbol pelindung. Yang ada hanyalah besi dingin yang melindas dan tubuh yang hancur, sementara teriakan protes yang dibungkam menjadi nyanyian perlawanan. Lebih dari 400 peserta aksi dikabarkan ditangkap, dipukuli, dan disiksa dalam tahanan. Ini jelas teror dari negara untuk membungkam suara rakyat yang kritis.<\/p>\n\n\n\n
Kini, darahnya membasahi tanah di depan gedung DPR. Darah yang menuntut pertanggungjawaban, bukan cuma janji kosong. Di setiap tangisan dan langkah demonstran, Affan hidup kembali. Ia menjadi api di hati setiap buruh, petani, dan mahasiswa yang muak dengan penindasan.<\/p>\n\n\n\n
Mari kita bersatu. Mari kita bangkit. Kita tahu, dari satu nyawa yang hilang, seribu perlawanan baru akan muncul. Keadilan untuk Affan Kurniawan bukan hanya slogan, tapi janji yang harus kita tunaikan bersama. Mari kita robohkan kekuasaan yang kejam, mari kita putus lingkaran hukum yang sudah lama menindas. Persatuan ini adalah satu-satunya cara kita melawan penindasan. Mari kita suarakan \"Satu terbunuh, seribu menyerbu!\" dan \"Keadilan untuk Affan Kurniawan!\" sebagai simbol perlawanan dan persatuan kita yang menuntut keadilan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Muhammad Radiansyah (Pengurus PC. KPM-PM Cab. Polewali)<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Darah di Aspal Demokrasi: Kematian Affan dan Hancurnya Simbol Pelindung","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"darah-di-aspal-demokrasi-kematian-affan-dan-hancurnya-simbol-pelindung","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:17:16","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:17:16","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9845,"post_author":"2","post_date":"2025-08-19 16:33:56","post_date_gmt":"2025-08-19 16:33:56","post_content":"\n
Pasokan air bersih dari PDAM Bantaeng terhenti di sejumlah kawasan akibat kerusakan instalasi pipa pasca-banjir di beberapa titik. Dampaknya terasa luas, terutama di daerah perkotaan seperti Lamalaka, Jalan Lingkar Merpati, dan Garegea, di mana sebagian besar wilayah saat ini tidak dialiri air PDAM, di Bantaeng. Sabtu (19\/7\/2025.<\/p>\n\n\n\n
Hingga kini, PDAM hanya mengoperasikan dua mobil tangki dan satu tandon air untuk menjangkau 1.295 keluarga terdampak. Insufficient untuk memenuhi kebutuhan bersih, terutama untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan dasar lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Menanggapi situasi ini, Ikram Firdaus selaku Kabid HOPD Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng. Menyatakan bahwa Krisis air bersih yang terus berulang di Bantaeng bukan lagi sekedar masalah teknis. Ini adalah bukti nyata kegagalan struktural dan kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya terhadap rakyat. Tegas Ikram.<\/p>\n\n\n\n
Ia juga menegaskan bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk kelalaian dari PDAM selaku penanggung jawab. Ketika ribuan warga tidak mendapatkan akses air bersih selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.<\/p>\n\n\n\n
Pertanyaannya bukan lagi apa yang rusak. Melainkan, siapa yang tidak bekerja?
Direktur PDAM yang tidak merespons keluhan publik selama krisis adalah cerminan dari budaya birokrasi yang anti kritik, anti transparansi, dan miskin empati, ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Krisis yang terjadi di Bantaeng adalah bentuk dari ketidaktegasan dari pemerintah daerah dalam menangani masalah tersebut. Bukannya mengevaluasi total manajemen PDAM atau meminta pertanggungjawaban, yang dilakukan justru sekadar menambal luka dengan pos kesehatan dan air tangki, bukan menyembuhkan penyebab utama.<\/p>\n\n\n\n
Krisis ini bukan musibah melainkan kalalaian. Setiap tahun, kita bicara soal bencana banjir, kerusakan pipa atau gangguan teknis. Tapi siapa yang memastikan sistem distribusi air bisa tahan menghadapi bencana?
Tidak ada.
Infrastruktur tidak dipelihara dengan baik, anggaran habis tapi jaringan PDAM tetap rapuh, dan setiap musim kemarau atau hujan deras, rakyat disuruh \u201csabar\u201d.<\/p>\n\n\n\n
Menurut Ikram Firdaus, bahwa krisis air yang terjadi di Bantaeng merupakan bentuk dari kegagalan dan kurangnya niat baik dari pemerintah dalam mengatasi apa yang menjadi keresahan masyarakat.<\/p>\n\n\n\n
\u201cKita tidak kekurangan air. Kita kekurangan niat baik dan kepemimpinan yang berani memperbaiki sistem\u201d, Ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
HPMB juga menegaskan bahwa Krisis air di Bantaeng bukan lagi sekadar isu lingkungan atau infrastruktur. Ini sudah menjadi isu keadilan sosial, hak hidup, dan kegagalan pemerintahan lokal. Jika pemerintah terus menutup mata dan telinga, maka sah dan wajar jika rakyat mulai membuka suara, turun ke jalan, atau bahkan menuntut jalur hukum.<\/p>\n\n\n\n
Melalui siaran persnya Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng menyampaikan empat tuntutan. Copot Direktur PDAM Bantaeng karena gagal menjalankan fungsi layanan publik yang paling dasar.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, Audit Independen Terhadap Pengelolaan PDAM. Tuntut pembukaan laporan keuangan PDAM secara publik dan telusuri penggunaan anggaran perawatan dan infrastruktur.<\/p>\n\n\n\n
Ketiga, Libatkan Masyarakat dalam Pengawasan dan Perencanaan.
Bentuk forum warga atau komite pengawas layanan air disetiap kecamatan. Serta libatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan LSM dalam menyusun kebijakan air.<\/p>\n\n\n\n
Keempat, Permintaan Maaf dan Komitmen Terbuka Direktur PDAM. Wajib menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga terdampak.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Istimewa<\/p>\n","post_title":"Krisis Pasokan Air Bersih di Bantaeng Pasca Banjir, HPMB Menilai ini Merupakan Kegagalan yang Sistemik dan Dibiarkan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"krisis-pasokan-air-bersih-di-bantaeng-pasca-banjir-hpmb-menilai-ini-merupakan-kegagalan-yang-sistemik-dan-dibiarkan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-30 04:14:40","post_modified_gmt":"2025-08-30 04:14:40","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9845","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9842,"post_author":"2","post_date":"2025-08-16 23:15:50","post_date_gmt":"2025-08-16 23:15:50","post_content":"\n
Di hadapan institusi yang semestinya menjadi pelindung,
langkah-langkah muda tersusun dalam ketertiban.
Bukan karena kehilangan pekerjaan,
melainkan karena hati menolak untuk diam terhadap ketidakadilan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak membawa kekerasan,
tetapi membawa keyakinan dan suara nurani
yang lahir dari keprihatinan
atas hak-hak pekerja yang sering diabaikan.<\/p>\n\n\n\n
Tulisan-tulisan di atas karton itu tampak sederhana,
namun memuat makna mendalam:
tentang hak yang terenggut,
tentang manusia yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan.<\/p>\n\n\n\n
Di jalanan, suara menjadi bentuk perlawanan
yang tidak kasar, tidak penuh benci,
melainkan mengetuk kesadaran
dengan keberanian dan ketulusan.<\/p>\n\n\n\n
Mereka tidak menuntut nama, kedudukan, atau pujian,
mereka hanya menginginkan keadilan
bagi mereka yang menggantungkan hidup pada upah yang layak,
bagi mereka yang bekerja tanpa rasa aman.<\/p>\n\n\n\n
Dan apabila suara ini belum juga didengar,
jalan tetap akan menjadi ruang terbuka
bagi kebenaran yang enggan dipadamkan,
sebab suara dari jalanan
adalah suara yang paling jujur
tentang negeri yang belum selesai belajar menghargai manusia.<\/p>\n\n\n\n
Penulis: Rahmawaty<\/p>\n\n\n\n
Editor: M Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Suara dari jalanan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"suara-dari-jalanan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:15:52","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:15:52","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9842","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":9837,"post_author":"2","post_date":"2025-08-12 12:52:51","post_date_gmt":"2025-08-12 12:52:51","post_content":"\n
Kepala dinas perpustakaan dan Kearsiapan daerah Kab.Polewali Mandar Menyatakan bahwa literasi di Kabupaten Polewali Mandar berada dalam kondisi darurat adalah sebuah lonceng peringatan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh pemangku kebijakan. Ini bukan sekadar isu sektoral, melainkan cerminan dari kegagalan sistemik yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ketika literasi lumpuh, maka masalah-masalah turunan seperti tingginya angka stunting, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), lesunya ekonomi, dan pengelolaan lingkungan yang buruk akan terus bermunculan. Ini adalah konsekuensi logis dari masyarakat yang tidak memiliki fondasi pengetahuan dan wawasan yang kuat.
Salah satu akar masalah yang paling kentara adalah ketidakselarasan kebijakan dan implementasi. Di satu sisi, ada tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi, namun di sisi lain, infrastruktur dan sumber daya manusia di lapangan justru tidak mendukung. Sebagai contoh, sekolah-sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran untuk membeli buku, tetapi tidak dibekali dengan pustakawan yang kompeten untuk mengelola perpustakaan. Lebih parah lagi, peran pustakawan justru dialihfungsikan menjadi guru mata pelajaran lain, menunjukkan adanya kekacauan regulasi yang tidak hanya merugikan profesi, tetapi juga mengabaikan esensi dari perpustakaan itu sendiri.
Masalah ini diperparah dengan adanya kesenjangan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Perasaan \"dianak tirikan\" yang dialami oleh beberapa institusi pendidikan swasta adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah daerah belum merata. Padahal, baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki peran krusial dalam mencerdaskan anak bangsa. Diskriminasi semacam ini hanya akan memperlebar jurang kualitas pendidikan, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi literasi secara keseluruhan.
Untuk keluar dari kondisi darurat ini, pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak bisa hanya mengandalkan program-program jangka pendek atau parsial. Dibutuhkan kebijakan holistik dan terintegrasi yang melibatkan seluruh dinas terkait, mulai dari pendidikan, perpustakaan, hingga perencanaan pembangunan. Ini berarti perlunya reformasi regulasi yang jelas, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta komitmen penuh untuk memberdayakan tenaga pendidik dan pustakawan. Literasi harus dianggap sebagai fondasi utama pembangunan, bukan sekadar program pelengkap.
oleh karena itu kami dari KPM-PM Cab. Polewali Menyampaikan Kepada Pemangku Kebijakan Daerah, Jika tidak ada langkah strategis dan terpadu yang diambil, maka pernyataan \"literasi darurat\" akan terus menjadi kenyataan pahit yang menghambat kemajuan daerah. Masa depan Polewali Mandar sangat bergantung pada sejauh mana seluruh jajaran pemerintahan mampu merespons kritik ini dengan aksi nyata, mengubah tata kelola yang kacau, dan meletakkan literasi sebagai prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan.<\/p>\n\n\n\n
Penulis : (Staf Bid.Pengkajian dan Pengembangan Wacana KPM-PM Cab.Polewali).<\/p>\n\n\n\n
Editor : M.Yusrifar<\/p>\n","post_title":"Polewali Mandar Diujung Aksara : Alarm Darurat Untuk Negeri Yang Lupa Membaca","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"polewali-mandar-diujung-aksara-alarm-darurat-untuk-negeri-yang-lupa-membaca","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2025-08-16 23:09:28","post_modified_gmt":"2025-08-16 23:09:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/www.anotasiar.com\/ie\/?p=9837","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":2},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"jnews_block_3"};